PPKM Darurat Bakal Diperpanjang Ini Dampaknya ke Pasar Saham
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah belum memutuskan untuk memperpanjang aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali periode 3-20 Juli 2021 yang akan berakhir dalam 3 hari ke depan.
"Saat ini kami evaluasi PPKM Darurat dengan jangka waktu dan apakah dibutuhkan perpanjangan lebih lanjut. Kami akan melaporkan kepada Bapak Presiden dan dalam 2-3 hari ke depan kita akan mengumumkan secara resmi "ujar Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Sabtu (17/7).
Menurut Luhut, ada 2 indikator evaluasi dalam PPKM Darurat, yakni indikator peningkatan kasus positif serta bed occupancy ratio bisa membaik.
Sementara sebelumnya, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy sempat mengungkapkan bahwa PPKM Darurat akan diperpanjang hingga akhir Juli 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sempat menyinggung soal dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat terhadap perekonomian Indonesia. Dalam skenario berat, kata Sri Mulyani, PPKM Darurat diperkirakan berlangsung selama 6 minggu.
"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Sri Mulyani saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7).
Lantas, apabila nanti resmi diberlakukan, kira-kira bagaimana dampak perpanjangan PPKM Darurat ini ke pasar?
Kenaikan kasus Covid-19 yang seringkali mencatatkan rekor tertinggi dan kebijakan PPKM Darurat memang menjadi salah satu sentimen utama yang terus diperhatikan oleh para pelaku pasar akhir-akhir ini.
Namun, apabila menilik kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih naik dalam sepekan dan sebulan terakhir serta nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang juga masih menguat dalam 2 pekan belakangan dan bertahan di bawah Rp 14.500/US$, para investor tampaknya sudah mengantisipasi kemungkinan perpanjangan PPKM Mikro Darurat.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat tiga kali dan ambles dua kali dalam periode 12-16 Juli 2021. Alhasil, dalam seminggu IHSG naik 0,54% ke posisi 6.072,510. Dalam sebulan IHSG menguat 1,09%, sedangkan secara year to date (ytd) IHSG juga tumbuh positif 1,56%.
Nilai kapitalisasi pasar Bursa meningkat 0,20% menjadi Rp7.202,257 triliun dari Rp7.187,639 triliun pada pekan sebelumnya. Selain itu, perubahan sebesar 11,27% terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian IHSG menjadi Rp10,47 triliun dari Rp11,80 triliun pada pekan sebelumnya.
Selama seminggu ini, investor asing tercatat berbondong-bondong masuk ke bursa Tanah Air dengan catatan beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 1,39 triliun. Asing juga melakukan net buy di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 501,43 miliar.
Riset analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Senin (12/7) lalu, juga memberikan nada optimistis terkait IHSG yang kemungkinan akan 'kebal' alias tetap tahan guncangan di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang beberapa kali mencatatkan rekor kenaikan tertinggi akhir-akhir ini.
Berdasarkan analisa Mirae Asset, belajar dari kasus Covid-19 di India, pasar sahamnya tetap tangguh meskipun kasus positif harian dan kematian baru setiap hari melonjak pada bulan April dan Mei lalu.
"Kami pikir IHSG juga tidak akan kolaps kendati terjadi lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini," jelas analis Mirae Hariyanto Wijaya dalam risetnya.
Mengenai prediksi IHSG, Mirae mempertahankan skenario dasar (base case) untuk target IHSG akhir tahun 2021, yakni di posisi 6.880.
Menurut Mirae Asset, sektor kesehatan akan diuntungkan seiring meningkatnya kasus harian Covid-19 di Indonesia.
Mirae menjelaskan, episentrum pandemi virus corona di Indonesia adalah Jakarta, di mana sebagian besar cabang rumah sakit yang terdaftar berada. "Kami pikir rumah sakit akan menerima penambah pendapatan dari penanganan kasus COVID-19," kata Mirae.
Adapun, sepanjang pekan ini, kendati sempat melemah selama 3 hari beruntun rupiah sukses menguat 0,21% setelah menguat tipis 0,03% minggu lalu. Pada Jumat (16/7) kemarin, rupiah melemah 0,1% di Rp 14.495/US$.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengantar pada Rapat Terbatas Evaluasi PPKM Darurat di Istana Merdeka pada Jumat (16/7/2021).
Dalam pengantarnya, Jokowi memberikan beberapa arahan seperti vaksinasi sampai efektivitas penyekatan pada PPKM darurat. Adapun poin penutup yang disampaikan Presiden adalah apakah PPKM Darurat akan diperpanjang atau tidak?
"Ini pertanyaan masyarakat sekarang ini ada satu yang penting yang perlu kita jawab, PPKM Darurat ini akan diperpanjang tidak?," ujar Jokowi.
Jokowi memberikan pesan apabila diperpanjang harus diperhatikan sampai kapan kebijakan ini dilanjutkan. "Ini betul sensitif, harus diputuskan dengan pemikiran jernih, jangan sampai keliru," pesan Jokowi.
Peningkatan kasus Covid-19 di dalam negeri masih terus tinggi, bahkan kenaikan ini masih belum menunjukkan tanda-tanda melandai.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejak Jumat (16/7/2021) pukul 12.00 hingga hari ini Sabtu (16/7/2021) pukul 12.00 WIB, jumlah kenaikan kasus baru mencapai 51.952 pasien. Jumlah ini menjadikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 2.832.755 kasus.
Sementara, jumlah angka kematian dalam 24 jam terakhir mencapai 1.092 orang. Total kematian akibat Covid-19 sejak tahun lalu telah mencapai 72.489 orang.
Dari sisi kesembuhan, bertambah sebanyak 27.903 orang dalam satu hari ini. Sehingga total orang yang sembuh dari Covid-19 saat ini sudah mencapai 2.232.394 orang.
Adapun kasus aktif per hari ini mencapai 527.872 kasus. Kasus aktif merupakan pasien Covid-19 yang saat ini masih menjalani perawatan maupun isolasi mandiri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(adf/adf)
0 Response to "PPKM Darurat Bakal Diperpanjang Ini Dampaknya ke Pasar Saham"
Post a Comment