Seni Mural Kritik Sosial atau Kriminal
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Seni mural sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala. Bahkan jika ditilik dari sejarah mural, mural sudah ada sejak 31.500 tahun yang lalu tepatnya pada masa prasejarah.
H. W. Janson dalam bukunya History of Art menjelaskan bahwa mural pertama kali muncul berupa gambar binatang buruan yang dikerjakan dengan teknik mengukir, menatah, dan melukis dinding.
Di Indonesia, Mural juga ada sejak sebelum dan sesudah zaman sejarah penjajahan. Rata-rata tulisan mural di zaman tersebut, yaitu âBoeng Ajoe Boengâ dan âMerdeka atoe Matiâ.
Seiring perkembangan zaman, karya-karya mural di Indonesia mulai mengalami perkembangan. Seniman mural jalan, mulai menampakkan eksistensinya ditembok-tembok kosong yang ada disudut kota. Mural menjadi ikon-ikon protes dan kritik sosial terhadap situasi dan keadaan Indonesia.
Minggu lalu, Di Kota Pangkalpinang digemparkan dengan mural mirip Presiden Joko Widodo di jalan Yang Zubaidah, Kota Pangkalpinang. Sosok mirip Presiden Joko Widodo tersebut bertanduk dengan mata tertutup masker, berhidung badut dan dibubuhkan sepenggal puisi seniman terkenal WS Rendra, "Sajak Sebatang Lisong". Mural mirip Presiden Joko Widodo juga ada di Kota Tangerang dan Kota lainnya.
Sebetulnya, Mural yang berisi kritik sosial tidak hanya itu, ada beberapa mural dan poster kecil yang terpampang jelas. Seperti yang ada di Jalan R.E Martadinata dan Tugu Pahlawan Depati Amir. Mural dan poster tersebut berisi kritik sosial tanpa dihapus seperti yang terjadi pada mural mirip Presiden Joko Widodo.
Seni Mural, Kritik Sosial atau Kriminal?
0 Response to "Seni Mural Kritik Sosial atau Kriminal"
Post a Comment