Penghasilan Pertanian dan Tenun Baduy Turun Tajam Akibat PPKM Ini Harapan ke Pemerintah
Laporan wartawan TribunBanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 3 Juli hingga 9 Agustus 2021, berdampak pada menurunnya penjualan hasil pertanian dan tenun warga adat Baduy luar di Kelurahan Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Warga Baduy sendiri hidup mengandalkan hasil pertanian dan ekonomi kreatif berupa tenun dan pernak-pernik kerajinan tangan setelah penutupan tempat wisata atas adanya PPKM Darurat.
Jamal (30), warga yang berada di Kampung Kaduketug III mengatakan kebijakan PPKM berlanjutan dari pemerintah menyulitkan warga.
"Pemerintah telah membuat aturan yang dimana aturan tersebut merupakan produk manusia yang harus dijalankan. Secara jujur, akibat PPKM ini penghasilan kami menurun baik dari pertanian dan kerajinan tangan," ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (3/8/2021).
Baca juga: Rahasia Warga Baduy Belum Terpapar Covid-19, Konsumsi Bandrek hingga Obat Tradisional
Menurutnya, warga Baduy rata-rata berkerja di ladang dan sawah. Hasil panen dibawa ke pasar atau ke Rangkasbitung untuk diperjualbelikan.
Namun, banyak hasil panen warga Baduy yang tak terjual hingga harus dibawa pulang setelah adanya PPKM.
"Kami simpan sebagian hasil pertanian di hauma (tempat penyimpanan padi) dan sebagian lainnya kami jual ke pasar. Tetapi, sekarang untungnya jarang besar," keluhnya.
Pintu masuk kawasan suku Baduy di Kelurahan Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (3/8/2021). (TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)Jamal berharap pemerintah pusat dan daerah tidak kembali memperpanjang PPKM. Sebab, kesulitan warga Baduy akan makin terasa jika hal itu terjadi.
Baca juga: Diperpanjang Hingga 9 Agustus, Berikut 64 Wilayah yang Terapkan PPKM Level 4, Kota Serang Termasuk
Baca juga: Layangkan Protes kepada Presiden Jokowi, Dinar Candy Mengaku Stress dengan Aturan PPKM Level 4
Sementara itu, jaro atau Kepala Desa Kanekes, Saija juga mengutarakan hal yang sama.
Ia menerangkan, banyak dari warga yang berjualan sejak pagi ataupun toko pernak-pernik hingga sore tak kunjung terjual habis setelah adanya PPKM berkelanjutan.
"Ya kalau di bilang terdampak, pastinya kita tidak bisa pungkiri selama PPKM memang banyak yang terdampak. Oleh karena itu kita meminta kepada pemerintah agat kembali membuka kembali seperti semula," ujarnya.
0 Response to "Penghasilan Pertanian dan Tenun Baduy Turun Tajam Akibat PPKM Ini Harapan ke Pemerintah"
Post a Comment